SEKILAS GERAKAN PRAMUKA
Pengertian KepramukaanKepramukaan pada hakekatnya adalah :
• Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan
pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa;
• Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar lingkungan
pendidikan keluarga dan di alam terbuka;
• Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan. Sifat Kepramukaan
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan di suatu
negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini
harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara
sesama Pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama,
golongan, tingkat, suku dan bangsa.
Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk
mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya
selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Fungsi Kepramukaan
Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai :
Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung
pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi
bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan,
dan tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai
kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian
tujuan organisasi.
Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan
organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala
dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
Istilah Gerakan Pramuka dan Pramuka
Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia.
Sebelum tahun 1961 di Indonesia pernah berdiri berbagai macam organisasi kepramukaan seperti Pandu Rakyat Indonesia, Kepanduan Bangsa Indonesia, Hizbul Waton dan lain-lain. Sekarang hanya satu organisasi yang disebut Gerakan Pramuka.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang berusia antara 7 sampai
dengan 25 tahun, dan berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain
yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pleatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Disamping itu kata Pramuka juga dapat diartikan praja muda karana, yaitu rakyat muda yang suka berkarya.
Tujuan Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia, agar supaya :
Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta :
tinggi mental - moral - budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya. tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
kuat dan sehat fisiknya.
Menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan
berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan
negara.
Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang
dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapain tujuan
tersebut.
Tugas Pokok
Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi
anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat
membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta
mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut Gerakan Pramuka selalu
memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didiknya.
Gerakan Pramuka berkewajiban melaksanakan Eka Prasetya Pancakarsa.
Karena kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan
Pramuka disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan nasional
bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara, yang
merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam iktu membantu
pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah dan segala
peraturan perundang-undangannya.
Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk
tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat. Karenanya Gerakan
Pramuka harus memperhatikan pula keadaan, kemampuan, adat dan harapan
masyarakat, termasuk orang tua Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada
satuan-satuannya dapat menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang
diharapkan orang tua Pramuka dan masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, Gerakan Pramuka menggunakan Prinsip Dasar dan
Metode Kepramukaan, sistim among dan berbagai metoda penyajian lainnya. Para
Pramuka mendapat pembinaan dalam satuan-gerak sesuai dengan usia dan bidang
kegiatannya dengan memgikuti ketentuan pada Syarat Kecakapan Umum, Syarat
Lecakapan Khusus dan Syarat Pramuka Garuda.
Sasaran yang ingin dicapai dengan pendidikan kepramukaan itu ialah :
kuat keyakinan beragamanya.
tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa Pancasila. sehat, segar dan kuat jasmaninya.
cerdas, segar dan kuat jasmaninya.
berpengetahuan luas dan dalam.
berjiwa kepemimpinandan patriot.
berkesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan. berpengalaman banyak.
Kiasan dasar
Kiasan dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang
disanjung dan didambakan. Yang menjadi kiasan dasar Gerakan Pramuka adalah romantika perjuangan besar bangsa Indonesia. Oleh karena itu, maka kiasan ini mengambil hal-hal yang ada hubungannya dengan perjuangan bangsa. Baik pada masa lalu, maupun perjuangan pembangunan pada masa sekarang.
Berhubung dengan kiasan itu, maka kata-kata penting dalam urut-urutan perjuangan bangsa
Indonesia sejak masa lampau sampai sekarang dipergunakan istilah-istilah di dalam Gerakan
Pramuka, yaitu anak didik yang umur 7 - 10 tahun disebut Siaga, yang umur 11 - 15 tahun
disebut Penggalang, yang umur 16 - 20 tahun disebut Penegak dan umur 21 - 25 tahun disebut
Pandega. Orang dewasa yang memimpin Pramuka disebut Pembina, anggota Kwartir disebut
Andalan.
Sesuai dengan tingkat kecakapan yang dicapai oleh seorang Pramuka, maka istilah-istilah tersebut di atas ditambah istilah belakang : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata, Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap, Penegak Bantara, Penegak Laksana (tentang Pandega hanya ada satu tingkat).
Satuan kecil untuk Siaga disebut Barung (tempat penjaga ramuan bangunan). Satuan yang
terdiri dari beberapa Barung disebut Perindukan (tempat dimana anak cucu berkumpul). Satuan
untuk Penggalang disebut Regu (gardu, pangkalan untuk meronda). Satuan yang terdiri dari
beberapa regu disebut Pasukan, (tempat suku berkumpul. Satuan kecil untuk Penegak disebut
Sangga (rumah kecil untuk orang yang bertanggung jawab menggarap sawah/ladang). Satuan
kecil untuk Pandega disebut Racana (pondasi, alas tiang, umpak atap). Satu perindukan Siaga,
satu Pasukan Penggalang, satu Ambalan Penegak dan satu Racana Pandega, bersama
merupakan satu Gugusdepan (kombinasi satuan-satuan yang bertugas di depan, terdepan,
yang langsung menghadapi tantangan).
Prinsip Dasar dan Metodik Kepramukaan
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.
Baden-Powell sebagai penemu pendidikan kepramukaan telah menyusun prinsip-Prinsip Dasar
dan Metode Kepramukaan dan menggunakannya untuk membina generasi muda melalui
pendidikan kepramukaan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja
sehari-hari.
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian
dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepramukaan.
Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan ialah :
Prinsip Dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya; peduli terhadap diri pribadinya;
taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka,
ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri
pribadinya, bagi pesertadidik dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan
pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian,
tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat.
Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat pramuka, baik sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari
bahwa diri pribadinya :
mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata-cara dari agama yang
dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan mahkluk lain
yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia yang
telah diberi derajat yang lebih mulia dari mahkluk lainnya. Dalam kehidupan bersama
didasari oleh prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.
diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi yang
berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup
bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan
damai.
memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta memperkokoh
persatuan, menerima kebhinnekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang/ memberikan
kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya. Karena itu manusia wajib peduli terhadap
lingkungan hidupnya dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan
hidup yang baik.
Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui : pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
belajar sambil melakukan;
sistem berkelompok;
kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
kegiatan di alam terbuka;
sistem tanda kecakapan;
sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri; sistem among.
Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar
Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan.
Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-unsur yang merupakan
subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang
spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
(SK KWARNAS GERAKAN PRAMUKA NO. 06/KN/72 TAHUN 1972)
Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang
mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka
Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar Silhouette tunas
kelapa. Diciptakan oleh Kak Sunaryo Atmodipuro, seorang Andalan
Nasional Yang pernah aktif bekerja di Departement Pertanian.
Diatur dalam Surat Keputusan Kwarnas No. 06/ KN/ 72 yang
dikeluarkan tanggal 31 Januari 1972
Lambang Gerakan Pramuka Mempunyai Beberapa Makna Kiasan, Uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka adalah:
Satu : Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal
di Indonesia berarti : penduduk aseli yang pertama, yang menurunkan
generasi baru.
Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap
Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia
Dua : Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun
djuga.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang
yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya
dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh
segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa
Indonesia.
Tiga : Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-
upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masjarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
Empat :Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon
yang tertinggi di Indonesia.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
Lima : Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan
bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunjai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanja.
Enam : Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna
dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air,
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Penggunaan Lambang
Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan nama kwartir
dan satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka. Penggunaan tersebut
dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan meningkatkan kegiatan
gerakan pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada lambang gerakan pramuka
tersebut.
Bendera Gerakan Pramuka
Ukuran untuk tingkat :
Nasional : 200 x 300 cm
Daerah : 150 x 225 cm
Cabang : 90 x 135 cm
Ranting : 60 x 90 cm
Gugus Depan : 60 x 90 cm
Bendera Gerakan Pramuka berbentuk segi empat panjang dan beukuran tiga banding dua, berwarna dasar putih, ditengah-tengahnya terdapat lambang Gerakan Pramuka berwarna merah.
Di bagian atas dan bawah bendera terdapat jalur merah dengan ukuran lebar 1/10 dari lebar bendera. Letaknya 1/10 dari lebar bendera, dari sisi atas dan sisi bawah.
Pada bagian pinggiran tempat tali bendera terdapat jalur merah sepanjang lebar bendera dengan ukuran lebarnya 1/8 dari panjang bendera, dengan tulisan a. untuk nama Kwartir, b. untuk nama gugus depan dan nomor gugus depan.
Tokoh
Riwayat Baden Powell
Tanggal 22 Februari 1857 lahirlah seorang bayi dari
pasangan suami istri Domine H.G. Baden Powell dan W.T.
Smith di London Inggris yang diberi nama baden Powell.
Belum lagi bayi itu genap berumur lima tahun, ayahnya
meninggal. Sering kali keluarga itu mengalami kesukaran-
kesukaran, tetapi berkat cinta kasih seorang ibu kepada
anaknya dan cinta kasih anak-anak terhadap ibunya, segala
kesulitan dapat diatasi. Jiwa dan watak Baden Powell
terbentuk oleh tangan lembut ibunya dan tempaan
pangalaman petualangan dengan saudara laki-lakinya.
Tahun 1870 Baden Poweel masuk Charterhouse School di London dengan bea siswa. Ia bukan pelajar yang luar biasa, tetapi ia adalah seorang yang giat. Ia selalu menjadi pusat perhatian dalam setiap kesempatan karena bakatnya yang luar biasa dalam bidang sandiwara, mengarang, menggambar, musik dan olah raga khususnya sepakbola. Bahkan ia menjadi kiper andalan sekolahnya. Baden Powell selalu gembira dan lucu sehingga disenangi teman-temannya.
Setamatnya dari Charterhouse Baden Powell melanjutkan pendidikannya pada
akademi militer di Sandhurst. Ia berpendapat bahwa menjadi militer merupakan
jembatan untuk dapat mengelilingi dunia. Dan ini memang menjadi kenyataan setelah
ia banyak ditugaskan ke garis depan tentara Inggris baik di India (sebagai pembantu
letnan), di Afganistan, di Afrika Selatan maupun di tempat yang lainnya. Berkat
kemampuannya dia mendapat simpati dan penghargaan, baik dari kawan maupun
lawannya. Salah satu julukan Baden Powell adalah IMPESSA atau serigala yang tak
pernah tidur.
Pengalaman tempur yang sangat menggemparkan terjadi di Mafeking di
tengah benua Afrika yang masih ganas. Ketika perselisihan memuncak dia dikirimkan
kesana untuk membebaskan rekannya yang terkepung. Pasukan Baden Powell
berhasil masuk dengan menerobos. Namun yang terjadi justru mereka terkepung
sehingga tak ada jalan untuk memberikan subsidi makanan bagi mereka. Dengan
kemampuannya dan jiwanya yang besar Baden Powell banyak memberi bantuan baik
lewat kata-kata penghiburnya, pembawaanya yang selalu senang, ataupun lewat
kemampuannya mempertahankan hidup di dalam pengepungan itu. Dan ketika
Mafeking telah dapat direbut, terjadilah perayaan yang begitu menggemparkan negri
Inggris. Nama Baden Powell pun menjadi harum. Dia telah menjadi Pahlawan
negrinya
Sepulang dari negri Afrika, ia mengarang sebuah buku untuk tuntunan para
tentara yang diberi judul AIDS TO SCOUTING atau pedoman untuk memandu. Buku
ini kemudian menjadi buku bacaan di sekolah-sekolah laki-laki. Berhasilnya buku ini
menumbuhkan kesadarannya tentang pentingnya sebuah buku yang khusus
diperuntukkan bagi anak-anak. Setelah tahun 1907 ia mengadakan perkemahan pandu
yang pertama, pada tahun 1908 dia mengarang buku Scouting For Boys secara
berkala tiga bulanan. Buku ini pun kemudian menyebar ke seluruh pelosok tidak saja di
Inggris tetapi juga diluar Inggris.
Setelah kepanduan berkembang dengan pesat di dunia, dia menyadari bahwa
sangat tepat jika dia mengkhususkan diri dalam bidang kepanduan. Oleh sebab itu dia
meletakkan jabatannya sebagai tentara dengan pangkat terakhir letnan jendral dan ia
memasuki kehidupannya yang kedua seperti yang ia sebutkan. Pada tahun 1912 ia
mengadakan perjalanan keliling dunia menemui pandu di seluruh dunia, dan pada
tahun 1924 diadakan jambore pandu sedunia yang pertama di Denmark. Pada acara
malam terakhir pertemuan itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu se-
Dunia.
Setelah mencapai usia 80 tahun kesehatannya mulai menurun. Ia rindu akan Afrika. Kemudian ia mengajak istrinya ke Kenya Afrika untuk bertempat tinggal di sana. Disanalah Baden Powell mengakhiri hidupnya yaitu pada tanggal 8 Januari 1941 sebulan lebih sedikit sebelum ulang tahunnya yang ke-84.
Memang kerinduannya akan Afrika lagi sangat besar.
“Sebelum aku mati, aku ingin melihat Afrika lagi”, kata Baden Powell. Istrinya, Olave St. Clair Soames menjawab, “Aku akan membawamu ke sana”.
Ia telah meninggal dengan penuh damai dalam hatinya. Tubuhnya terbaring di tengah kicau burung yang meloncat dari dahan ke dahan, seakan-akan mengucapkan selamat jalan pada Baden Powell.
Ia kini telah tiada tetapi benih kepanduan yang ditaburkannya telah tersebar ke seluruh pelosok dunia.
PESAN BADEN POWELL
Pandu - pandu yang tercinta, *)
Jika kalian pernah melihat sandiwara “Peter Pan”, maka kalian akan
mengetahui apa sebabnya para perompak laut selalu meninggalkan surat wasiat sebelum dia meninggal. Ini disebabkan karena mereka takut tak sempat mengeluarkan isi hatinya jika saat menutup mata tiba. Demikian pulalah aku. Walau waktu ini aku belum meninggal, namun hal itu pada suatu saat akan tiba juga bagiku. Oleh karena itu, aku ingin menyampaikan pesan sekedar kata perpisahan untuk minta diri. Ingatlah ini, merupakan pesanku yang terakhir. Oleh karena itu aku ingin kalian merenungkannya.
Hidupku sangat berbahagia, mudah - mudahan kalian juga merasakan
kebahagian itu dalam hidupmu. Saya yakin, Tuhan menciptakan kita dalam dunia yang indah ini untuk hidup bergembira dan berbahagia. Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari pangkat yang mnguntungkan atau dari kesenangan pribadi. Jalan kearah hidup berbahagia ialah menjadikan dirimu lahir dan batin selalu sehat dan kuat ketika masih kanak -
kanak, sehingga kalian dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup jika nanti telah dewasa.
Usaha menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam dirimu, bahwa
betapa banyaknya keindahan dan keajaiban yang telah diciptakan Tuhan untuk kita nikmati. Oleh karena itu lebih baik kita mencari kebagusannya dari pada kejelekannya. Jalan ke arah bahagia adalah membahagiakan orang lain. Usahakanlah andaikata kalian meninggalkan dunia ini, dalam keadaan lebih bagus dari waktu kalian masih hidup.
Dan bila tiba giliran kalian untuk meninggalkan dunia ini, maka kalian akan
meninggalkannya dengan rasa puas; karena kalian tidak menyia-nyiakan
dirimu, tetapi telah mempergunakannya sebaik - baiknya. Bersiaplah untuk
hidup dan mati dengan bahagia. Resapkanlah hal itu dalam “Janji Pandu”,
meskipun saat nanti kalian bukanlah anak - anak lagi,- dan Tuhan akan
melimpahkan pertolongan kepada kalian dalam setiap usaha.
Kawan kalian,
BADEN POWELL
*) Surat ini ditemukan dalam berkas surat milik Baden Powell setelah dia lama meninggal. Mungkin surat ini ditulis jauh sebelum dia meninggal. Terjemahannya diusahakan sesuai dengan aslinya.