PENYIAPAN DAN PENEBARAN BENIH
Benih yang digunakan bisa berasal dari tangkapan maupun pembenihan. Umumnya jumlah benih dari tangkapan sangat terbatas, ukuran tidak seragam, sering terserang penyakit akibat luka saat penangkapan dan pengangkutan. Dengan alasan tersebut lebih baik benih yang digunakan berasal da pembenihan. Selain jumlahnya banyak, ukuran relatif seragam serta kualitas dan kontinuitas terjamin. Benih yang sehat tampak dari warnanya cerah, geraknya lincah dan aktif, nafsu makannya tinggi serta tidak ada cacat tubuh.
Pada tabel dibawah ini diberikan gambaran standar padat tebar dan ukuran tebar pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu.
Tabel 1. Standar wadah pemeliharaan, padat tebar, ukuran teba- lama pemeliharaan pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu macan (Epinephelus fuscogutattus)
No. | Kegiatan | Ukuran ikan (gram) |
15 - 25 | 50 - 75 | 400 - 500 |
1. | Wadah pemeliharaan | jaring | jaring | jaring |
2. | Penebaran : - Padat tebar (ekor/m3)
| 150 - 200 | 75 - 100 | 20 - 25 |
3. | Lama pemeliharaan (bln) | 1 | 2 | 4 |
4. | Sintasan produksi (%) | > 80 | > 85 | > 95 |
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
Kepadatan optimum untuk fase pendederan adalah 150-200 ekor/m3dengan rata-rata panjang ikan 9-12 cm dan berat 15-25 g. Setelah dibesarkan selama 1-1,5 bulan, kepadatannya dikurangi menjadi 100 ekor/m3. Kepadatan ini harus dipertahankan hingga masa pembesaran 2 bulan, selanjutnya kepadatan menjadi 20-25 ekor/m3dipertahankan selama 4 bulan hingga ikan mencapai ukuran konsumsi (400-500 g).
Tabel 2. Standar wadah pemeliharaan, padat tebar, ukuran tebar, lama pemeliharaan pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis).
No. | Kegiatan | Ukuran ikan (gram) |
15-25 | 50-75 | 400 - 500 |
1. | Wadah pemeliharaan | jaring | jaring | jaring |
2. | Penebaran : - Padat tebar (ekor/m3)
| 150-200 | 75-100 | 20-25 |
3. | Lama pemeliharaan (bulan) | 3 | 3 | 9 |
4. | Sintasan produksi (%) | 90 | 95 | 95 |
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
PEMBERIAN PAKAN
Pemilihan jenis pakan untuk pembesaran harus didasarkan pada kemauan ikan untuk memakan pakan yang diberikan, kualitas, nutrisi dan harga atau nilai ekonomis. Pada umumnya untuk ikan kerapu diberikan ikan rucah segar karena harganya relatif murah, bisa juga pakan buatan berupa pellet sebagai pengganti ikan rucah.
Frekuensi Pernberian Pakan
Keberhasilan pembesaran ikan kerapu sangat tergantung pada kecukupan pakan. Pada tahap awal pembesaran, pemberian pakan dilakukan sesering mungkin sampai ikan benar-benar kenyang, minimal tiga kali sehari. Tahap berikutnya waktu dan frekwensi pemberian pakan harus tepat agar pertumbuhan baik dan penggunaan pakan menjadi efisien, karena berkaitan dengan pencernaan dan pemakaian energi. Sebaiknya pemberian pakan 2 kali sehari pada saat pagi dan sore hari. Pakan ikan segar harus dicacah hingga ukurannya sesuai dengan bukaan mulut ikan.
Rasio Pemberian Pakan
Rasio pemberian pakan harus tepat agar pakan yang diberikan dapat efisien dikonsumsi ikan yang dipelihara dan memberikan kelangsungan hidup yang baik yaitu :
Tabel 3. Standar jenis dan dosis penggunaan pakan pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu macan dan bebek.@
No. | Dosis dan Jenis pakan | Ukuran ikan (gram) |
15 - 25 | 50 - 75 | 400 - 500 |
1. | Ikan mean segar (%) | 10 - 15 | 7,5 - 10 | 5 - 7,5 |
2. | Pellet (%)
| 7,5 - 10 | 5 - 7,5 | 3 - 5 |
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
Pemberian Multivitamin
Kegunaan penambahan multivitamin dapat menambah kekebalan tubuh ikan sehingga dapat tumbuh secara normal, di samping itu dapat mencegah terjadinya lordosis dan scoliosis atau tubuh bengkok karena perkembangan tulang belakang yang tidak sempurna. Manfaat lain adalah dapat meningkatkan sintasan ikan, atau menurunkan tingkat kematian, berpengaruh terhadap kinerja ikan, warna tubuh menjadi lebih cerah dan agresif. Dapat juga diberikan tambahan vitamin C sebanyak 2 gram/kg berat pakan yang diberikan 2 kali per minggu.
Tabel 4. Standar penggunaan jenis dan dosis anastesi, desinfectan, dan obat-obatan pada pembesaran ikan kerapu macan dan bebek sesuai SNI 01-6487.4-2000.
No. | Jenis | Dosis | Keterangan |
1 | Treflan | 1 ppm | Dioleskan |
2 | Acriflavin | 5-10 ppm | Perendaman 1-2 jam |
3 | Prefuran | 1 ppm | Perendaman 30 - 60 menit |
4 | Methilyne blue | 3-5 ppm | Perendaman 30 - 60 menit |
5 | Vitamin C | 2-4 g/kg pakan | Pencampuran dim pakan |
6 | Multivitamin | 3-5 g/kg pakan | Pencampuran dim pakan |
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
MONITORING PERTUMBUHAN IKAN
Untuk menentukan dosis pakan perlu dilakukan pengukuran berat dan panjang ikan dengan cara sampling (acak) sebanyak 10% minimal sebulan sekali. Ikan dibius terlebih dahulu sebelum diukur. Kematian selama pemeliharaan juga dihitung untuk memperoleh nilai SR (kelulusan hidup) selama pemeliharaan. Laju pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh jenis pakan, jumlah yang diberikan dan mutu pakan. Laju pertumbuhan ikan kerapu bebek 1-1,3 gram/hari sedangkan laju pertumbuhan kerapu macan 2,5-3 gram/hari (hasil kajian Balai Budidaya Laut Lampung).
Kerapu bebek yang dipelihara dengan berat awal 1,3 gram dan panjang total 4 cm akan mencapai berat antara 400-500 gram selama 12-14 bulan, sedangkan kerapu macan dapat dipanen pada bulan ke tujuh dengan berat 525 gram. Pertambahan berat kerapu bebek relatif lebih lambat dibanding kerapu macan hal ini dimungkinkan karena secara genetik memang lambat tumbuh.Dari hasil pengamatan di BBL Lampung pertambahan berat kerapu bebek dan kerapu macan selama pembesaran di karamba jaring apung adalah sbb.
Tabel 5 Pertambahan Berat Ikan Kerapu Bebek dan Macan selama Fase Pembesaran (gram)
Bulan ke | Kerapu Macan | Kerapu Bebek |
1 | 82,5 | 34,5 |
2 | 165,0 | 69,0 |
3 | 247,5 | 103,5 |
4 | 320,0 | 138,0 |
5 | 412,5 | 172,5 |
6 | 495,0 | 207,0 |
7 | 577,5 | 241,5 |
8 | 660,0 | 276,0 |
9 | 742,5 | 310,5 |
10 | 825,0 | 345,0 |
11 | 907,5 | 379,5 |
12 | 990,0 | 414,0 |
Sumber: Balai Budidaya Laut Lampung, 2001
Tabel Padat Penebaran, Lama Pemeliharaan dan Sintasan Produksi dalam Pembesaran Ikan Kerapu Macan dan Kerapu Bebek.
No. | Kegiatan | Jenis Ikan |
Kerapu Bebek | Kerapu Macan |
1 | Padat penebaran ekor/m3 | 20-25 | 20-25 |
2 | Lama pemeliharaan (bulan) | 12 | 7 |
3 | Sintasan produksi (%) | 95 | 95 |
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
PEMILAHAN UKURAN
Kerapu macan termasuk ikan buas dan memiliki sifat kanibal. Oleh sebab itu kegiatan pemilahan atau penyeragaman ukuran harus secara rutin dilakukan. Hal ini dilakukan agar setiap waring/jaring hanya diisi ikan yang berukuran sama, bila ada perbedaan ukuran maka ikan yang lebih kecil akan kalah bersaing dengan ikan yang lebih besar dalam memperoleh makanan, hal ini bisa menyebabkan banyak kematian.
Penyeragaman ukuran dilakukan mulai dari awal pembesaran dan selanjutnya diteruskan minimal setiap dua minggu sekali, terutama kalau terdapat variasi ukuran. Pemilahan ukuran dilakukan dengan cara jaring/waring diangkat lalu ikan diambil dan ditampung dalam ember plastik berkapasitas 100 liter, kemudian ikan diseleksi berdasarkan ukuran dan dimasukan kembali dalam wadah pemeliharaan.
PERAWATAN WARING DAN JARING
Perawatan dan pengontrolan waring/jaring selama masa pembesaran mutlak dilakukan. Waring/jaring yang kotor dapat menghambat pertukaran air dan oksigen dan menghambat pertumbuhan dan menimbulkan penyakit pada ikan peliharaan. Penggantian waring/jaring yang kotor dengan yang bersih dilakukan minimal 3 minggu sekali. Waring/jaring yang kotor dijemur sampai kering lalu dicuci dengan cara disemprot air. Setelah bersih dijemur kembali sampai kering, sebelum digunakan waring/jaring dikontrol kembali apakah ada yang rusak atau putus.
PENGAMATAN KESEHATAN IKAN DAN KUALITAS AIR
Pengamatan kesehatan ikan perlu dilakukan secara visual dan organoleptik untuk mengamati ektoparasit dan morfologi ikan. Sedangkan pengamatan secara mikroskopik dilakukan di laboratorium untuk pemeriksaan jasad patogen (endo perasit, jamur, bakteri dan virus).
Cara pengukuran kualitas air (suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, amoniak, amonium sulfat, nitrit, nitrat, chlorin, dsb) dilakukan dengan menggunakan termometer untuk suhu, refractometer untuk mengukur salinitas, pH meter atau kertas lakmus untuk mengukur pH, DO meter untuk mengukur oksigen terlarut dan water quality test kit untuk mengukur kualitas air lainnya disesuaikan dengan petunjuk kerja dari masing-masing alat yang digunakan. Frekuensi pengukuran dilakukan minimal dua kali seminggu.
Sumber : Buku Petunjuk Teknis Budidaya Laut
Ikan Kerapu, Ditjen P. Budidaya